Mendamaikan Perang Jomblo Vs Berpacaran

Pandangan kebanyakan manusia tentang pria atau wanita jomblo selalu dikaitkan dengan kegalauan. Bagaimana tidak, jomblo yang seharusnya dijunjung tinggi karena kuat menahan godaan sebelum disahkan dalam ijab kabul ini, justru mendapat cemoohan. Bayangkan saja, berapa banyak jomblo di muka bumi ini? Cukup banyak kan. Artinya, jomblo masih banyak berkeliaran di manapun berada, termasuk di media sosial.

Sumber foto: ipick.ca
Bahkan, ada pula grup di Facebook bernama "Parkiran Jomblo", atau "Kumpulan Mencari Pacar". Bersamaan dengan itu, ternyata banyak kalangan yang menciderai para jomblo dengan cemoohannya, mereka menganggap "jomblo tak laku", atau "jomblo ngenes", dan perkataan menyakitkan lainnya. Lalu, siapa yang akan mendamaikan antara jomblo dan yang punya pacar, kalau mereka berdua selalu mencemooh antara satu dengan yang lain. 


Untuk itu, Spesialis Cinta akan mencoba mendamaikan kedua belah pihak dengan beberapa nasihat yang dihasilkan dari menjadi jomblo dan berpacaran.


Nasihat untuk jomblo, "biarkan mereka menghina dengan tuduhan ketidaklakuan dan mengenaskannya harus hidup sendirian." Tapi perlu disadari bahwa, menjadi jomblo akan selalu terhormat karena tidak pernah merasakan galaunya diputusin pacar, galau pacarnya dipacari oranglain, galau karena pacarnya selingkuh, dan lain sebagainya.


Sedangkan nasihat untuk yang berpacaran, "biarkanlah mereka mengambil pilihannya menjadi jomblo, karena mereka tidak pernah takut hidup sendirian di bumi ini, tetapi mereka akan merasakan hidup sendiri manakala dia tidak lagi dibutuhkan oleh siapapun." Satu lagi, selagi belum halal yang berpacaran, masih dikatakan seorang jomblo. 


Akhirilah peperangan dengan banyak cemo'ohan tiada guna itu, karena hak asasi manusia harus dijunjung tinggi. Selagi masih dalam tumpuan orang tua, sama saja masih jomblo, tetapi kalau sudah berani berikrar di KUA, berarti dia benar-benar sudah tidak jomblo lagi, alias menikah.

Baca Juga :